Senin, 29 September 2014

Indonesia di Kuwait


Alhamdulillah.
Ini Kuwait emang negara super kaya. Jadi walaupun cuaca buruk, badai debu menerjang setiap tahunnya, tetap saja orang-orang berdatangan ke Kuwait. Termasuk dari Indonesia. Apalagi kalau bukan karena dinar. Huehehe.
Efeknya, tiap tahun selalu terjadi kenaikan pendatang. Dan yang paling jelas terlihat adalah, Kuwait sekarang jadi macet. Dulu hanya daerah tertentu saja yang mengalami kemacetan, sekarang banyak.
Dengan kemacetan yang semakin parah, sekarang lebih susah untuk mendapatkan ijin tinggal. Orang-orang Bangladesh, sudah dilarang masuk ke Kuwait untuk bekerja. Lagipula kasihan, gaji mereka ga seberapa dan harus tinggal di negara mahal ini.

Dan berbagai peraturan baru mulai datang. Untuk mempunyai ijin mengemudi saja, diharuskan bergaji minimal 450 KD (15 juta lebih). Juga untuk mendatangkan keluarga seperti istri, gaji minimal yang ditetapkan pemerintah Kuwait juga harus lebih dari 450 KD.
Kini, akan ada satu lagi orang Indonesia yang akan mengisi kantor yang saya tempati sekarang. Setelah Anwar, seorang programmer .NET, kini akan ada seorang Network Specialist. Juga dari Indonesia. Jadi akan ada 3 orang Indonesia yang menempati kantor saya. Eh, nanti aja deh kasih link-nya. :D

Kenapa Indonesia?

Indonesia, ternyata punya reputasi yang bagus di kantor saya. Hehehe. Bukannya sok nih, tapi kenyataannya memang mereka terkesan dengan cara kerja orang Indonesia. Dulu sebelum saya, katanya ada orang Indonesia yang kerjaannya kurang bagus. Kemudian salah satu boss mencoba lagi mencari orang Indonesia dan akhirnya mendapatkan saya.
Karena saya cukup bagus (kata orang sini loh ya), jadilah dipanggil lagi orang Indonesia yang lain. Dan inilah beberapa alasan kenapa mereka lebih memilih tenaga dari Indonesia daripada India
  1. Indonesia punya skill bagus. Mumpuni di bidangnya.
  2. Mau bekerja keras :)
  3. Gak macem-macem
  4. Dan murah! :))
Tapi dari segitu banyak kelebihan orang Indonesia, ternyata ada satu hal yang menjadi perhatian mereka. Yaitu Bahasa Inggris! Mungkin banyak orang Indonesia yang ngerti tata cara ngobrol, tapi ketika dalam percakapan, mereka lebih banyak diam.

Baguslah, berarti saya sudah membantu memasarkan nama Indonesia dengan nama yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar