Rabu, 24 September 2014

BNP2TKI Buka FGD Pemberdayaan TKI dan Keluarganya


Yogyakarta, BNP2TKI, Kamis (18/09) - BNP2TKI melalui Direktorat Pemberdayaan Deputi Bidang Perlindungan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Tahun 2014 Pemberdayaan TKI dan Keluarganya. FGD berlangsung selama tiga hari (Rabu - Jumat, 17 - 19 September 2014) di Hotel Aston, Yogyakarta, dibuka oleh Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur, pada Rabu petang (17/09).
FGD Tahun 2014 mengusung tema "Penguatan Jejaring Kolaborasi Lembaga Keuangan dan Non-keuangan Dalam Rangka Pemberdayaan TKI dan Keluarganya". Menghadirkan peserta yaitu para Kepala beserta Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI, UPT-P3TKI, Koordinator Loka P3TKI dan P4TKI seluruh Indonesia. Selain itu, mengundang narasumber pejabat eselon II di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan, Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama BNP2TKI, serta Lembaga Keuangan –terdiri dari BI, BRI, BRI Syariah, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, Bank Jabar Banten, dan perwakilan Bank Dunia– dan Lembaga Non-keuangaan yang meliputi Indofood, PNM (Permodalan Nasional Madani), BKKBN, PMI, dan Yayasan TIFA.
Turut mendampingi Kepala BNP2TKI pada saat membuka FGD Tahun 2014 Pemberdayaan TKI dan Keluarganya adalah Sekretaris Utama Edy Sudibyo, Deputi Penempatan Agusdin Subiantoro, dan Deputi Perlindungan Lisna Yoeliani Poeloengan.
PEDULI DAN TANGGUNGJAWAB
Kepala BNP2TKI didalam sambutannya mengatakan, "Kepada para Kepala dan Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI, UPT-P3TKI, koordinator Loka P3TKI dan P4TKI seluruh Indonesia, saya meminta agar mempunyai kepedulian dan rasa tanggungjawab yang tinggi untuk melaksanakan Edukasi Keuangan dan Edukasi Kewirausahaan kepada TKI dan Keluarganya."
Gatot mengatakan, dengan kepedulian dan tanggungjawab yang tinggi itu diharapkan para TKI dan keluarganya dapat mengelola keuangan dari gaji yang dikirim ke tanah air (remitansi) dengan baik, yakni dengan membuat perencanaan keuangan sesuai dengan harapan dan cita-citanya, mampu menabung, mengelola pinjaman, mengirim uang kepada keluarganya, maupun memahami manfaat asuransi bagi dirinya ataupun keluarganya.
"Pada akhirnya diharapkan tidak ada lagi TKI dan keluarganya yang menggunakan uang hasil kerjanya di luar negeri untuk hal-hal yang tidak produktif. Sehingga dengan demikian kesejahteraan hidup TKI dan keluarganya dapat meningkat," kata Gatot.
Kemudian dalam rangka meningkatkan keterampilan para trainer (pelatih) Edukasi Keuangan, kata Gatot, baik yang ada di BNP2TKI, BP3TKI, Loka P3TKI, serta P4TKI maupun trainer Edukasi Keuangan yang ada di Lembaga Keuangan, diharapkan kepada Economic Development Cooperation (SECO) Embassy of Switzerland dan World Bank untuk dapat membantu pelaksanaan pelatihan dan refreshing trainer, serta melakukan monitoring outcames kegiatan Edukasi Keuangan.
Gatot menambahkan, kepada Lembaga Perbankan Nasional –yakni BRI, BRI Syariah, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, BJB, serta PNM– juga diharapkan untuk memberikan kemudahan kepada para TKI purna yang sudah memiliki usaha untuk dapat mengakses permodalan dalam rangka mengembangkan usahanya.
Beliau mengatakan usaha-usaha yang dimiliki para TKI purna saat ini memang belum dikelola secara profesional, tetapi mampu mengembalikan pinjaman. "Dengan adanya pemberian pinjaman tambahan modal usaha dan pembinaan dari lembaga perbankan, maka diharapkan usaha-usaha TKI purna tersebut menjadi semakin maju dan berkembang," kata Gatot.
MEMBANGUN DAERAH
Kepala BNP2TKI mengatakan, TKI itu merupakan aset bagi daerah. Dengan adanya pengiriman TKI yang bekerja di luar negeri, maka terjadilah pembangunan ekonomi berbagai bidang di daerah asal TKI. "Oleh karena itu sudah sepatutnya kita memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pahlawan devisa dengan melalukan pemberdayaan kepada TKI dan keluarganya," kata Gatot.
Menurut keterangan Bank Indonesia (BI) kepada BNP2TKI, jumlah kiriman uang dari TKI yang bekerja di luar negeri kepada keluarganya di Indonesia pada tahun 2013 sebesar USD 7.413.312.003 atau setara Rp. 90.360.860,004.286 dengan asumsi nilai tukar per USD 1 sebesar Rp 11.920. "Remitansi TKI ini merupakan aset yang dapat diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui usaha-usaha yang dikelola TKI dan keluarganya," kata Gatot.
Adapun pengelolaan keuangan TKI yang dilakukan BNP2TKI melalui Direktorat Pemberdayaan Deputi Bidang Perlindungan, meliputi Edukasi Keuangan dalam Rangka Pengelolaan Remitansi untuk Kegiatan Produktif dan Edukasi Kewirausahaan.
Tujuan dari Edukasi Keuangan pada TKI dan keluarganya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TKI dan keluarganya mengenai cara pengelolaan uang, menabung, mengelola pinjaman, mengirim dan menerima uang kiriman, serta asuransi TKI.
Kemudian meningkatkan pengetahuan TKI dan keluarganya tentang produk-produk jasa keuangan khususnya tabungan, pinjaman, serta remitansi. Mendukung adanya akses bagi TKI dan keluarganya pada jasa layanan keuangan yang relevan dengan kebutuhannya.
Sasaran dari Edukasi Keuangan adalah terciptanya pemahaman pada TKI dan keluarganya mengenai cara pengelolaan keuangan, serta cara mengoptimalkan manfaat dari produk-produk keuangan yang ada. Selain itu terbangunnya kesadaran dan sikap para TKI dan keluarganya untuk mengelola uang hasil kerjanya di luar negeri secara bijak dan produktif.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Edukasi Kewirausahaan kepada TKI purna adalah untuk menyiapkan TKI Purna yang terampil, kompeten serta dapat memanfaatkan uang hasil kerjanya di luar negeri untuk kegiatan produktif dalam bentuk wirausaha. Serta memberikan motivasi kepada TKI Purna dan keluarganya untuk meningkatkan ekonomi produktif dan kesejahteraan hidupnya.
Kepala BNP2TKI mengatakan bahwa, untuk pemberdayaan TKI dan keluarganya ini Direktorat Pemberdayaan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI tidak mungkin dapat bekerja sendiri. Oleh sebab itu, sejak tahun 2010 sampai 2014 Direktorat Pemberdayaan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI selalu menjalin kerjasama dengan berbagai Lembaga Keuangan dan Lembaga Non-keuangan.
Terkait pemberdayaan TKI dan keluarganya program RPJMN 2010 - 2014, BNP2TKI telah mengadakan pemberdayaan –berupa Edukasi Keuangan dan Edukasi Kewirausahaan –terhadap TKI dan keluarganya kurang lebih 29.000-an orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar