Selasa, 09 September 2014
30.596 Calon TKI Bersaing Memperebutkan Peluang Kerja di Korea Selatan
30.596 Calon TKI mengikuti tes seleksi untuk mengisi kuota 10.200 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) formal tahun 2014 yang tersedia di Korea Selatan. Peserta tes berasal dari masyarakat berpendidikan minimal sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat yang akan bekerja di bidang manufaktur dan perikanan.
"Korea membutuhkan 10.200 TKI untuk bidang manufaktur dan perikanan. Tes kali ini adalah untuk menjaring calon TKI yang akan mengisi kuota tersebut," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur kepada pers seusai meninjau pelaksanaan Tes EPS TOPIK PBT di Kampus IKOPIN, Sumedang, Jawa Barat.
Ia menuturkan, penyaluran tenaga kerja ke Korea Selatan merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan yang setiap tahunnya menyediakan kuota untuk TKI.
Para TKI itu, bekerja melalui pihak perusahaan yang memberi jaminan keamanan, hukum, serta pendapatan yang cukup tinggi sebesar Rp9 juta sampai Rp11 juta per bulan.
"Penempatan TKI ke Korsel didasarkan MoU antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan tentang pengiriman TKI ke Republik Korea yang dimulai sejak bulan Juli 2004," katanya.
Seleksi penempatan TKI ke Korea tersebut dilaksanakan langsung oleh "Human Resources Development of Korea" (HRD) dan BNP2TKI serta menggandeng beberapa perguruan tinggi di empat kota.
Peserta tes untuk bekerja ke Korsel pada 2014 tercatat 30.596 orang terdiri dari 27.233 peserta laki-laki dan 3.363 peserta perempuan. Mereka mengikuti ujian kecakapan bahasa Korea melalui tes tertulis yang berlangsung serempak di empat tempat yakni di Kampus Universitas Pancasila, Jakarta, Kampus Ikopin, Sumedang, Jabar, Kampus Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo, dan kampus Universitas Islam Malang, Jawa Timur.
"Dari seluruh peserta se-Indonesia yang lokos seleksi, sebelum berangkat akan mengikuti semacam penataran satu minggu (Preliminary), di sana diberikan berbagai informasi mengenai Korea, seperti masalah budaya, hukum, serta berbagai aspek tentang bekerja di Luar Negeri" kata mantan Duta Besar Arab Saudi itu.
Sementara itu, BNP2TKI sejak 2004 sampai 18 Desember 2013 telah menempatkan TKI ke Korea Selatan sebanyak 50.538 orang. Penempatan TKI Korea dilakukan secara serius sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan penempatan TKI Formal.
Sejauh ini, Kepala BNP2TKI menjelaskan bahwa prestasi TKI di Korea sangat bagus. Bahkan pihak Korea menganggap TKI menjadi favorit dan sangat disenangi oleh perusahaan di Korea karena dikenal rajin dan tekun. "Saat ini TKI kita paling banyak jumlahnya di antara tenaga asing di Korea", katanya.
Solo Terbesar
Dari total 30.596 peserta tersebar di beberapa kota, peserta di Solo menempati urutan pertama sebesar 11.886 peserta. Sedangkan di Kampus IKOPIN dan SMA Jatinangor Jawa Barat 7.981 peserta, di Kampus Universitas Pancasila Jakarta sebanyak 4.064 peserta dan di Kampus Universitas Islam Malang sebanyak 6.665 peserta.
Sekretaris Utama (Sestama) BNP2TKI Edy Sudibyo ketika meninjau pelaksanaan tes di Kampus UNS Solo mengatakan, pemerintah terus melakukan perbaikan dalam pelaksanaan ujian EPS TOPIK PBT dari tahun ke tahun.
Mengingat persaingan yang ketat, BNP2TKI terus mengantisipasi berbagai bentuk kecurangan yang dilakukan peserta. "Untuk pertama kalinya kami berlakukan finger print (sidik jari) pada setiap peserta ujian sebelum memasuki ruang ujian. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pemalsuan peserta dengan cara menukar peserta ujian, berikut menghindari adanya perjokian dalam ujian," papar Sestama.
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan peserta seleksi. "Nah, ending-nya dari langkah-langkah perbaikan itu adalah, untuk mendapatkan lulusan calon TKI Korea yang berkualitas dan bermartabat, karena mekanisme seleksi ujiannya telah dilakukan secara transparan dan akuntabel (bertanggung)," tegas Edy Sudibyo.
Selain itu, panitia juga secara tegas melarang peserta membawa peralatan elektronik ke dalam ruangan ujian. "Untuk mencegahnya, sebelum masuk ruang ujian setiap peserta diperiksa dengan menggunakan metal detektor," pungkasnya.
Tes EPS TOPIK PBT merupakan tes standar kecakapan Bahasa Korea. Peserta diuji dua keahlian bahasa yakni kemampuan membaca (reading) dan mendengarkan (listening) Bahasa Korea dengan mengisi lembar jawaban dengan sistem komputerisasi. Pelaksanaan ujian dikontrol langsung oleh tenaga ahli native speaker dari Korea Selatan. Tes berlangsung selama dua hari tanggal 14-15 Juni 2014.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar