Berhubungan dengan pria asing boleh-boleh saja, tapi waspada bila ceroboh justru air mata yang didapat. Dan kisah-kisah pilu itu jangan sampai terulang lagi pada siapapun di Hong Kong
“Aku
nggak mau ada korban lagi mas. Jangan sampai ada mbak-mbak Indonesia
yang jadi korban laki-laki biadab itu,” begitu tegas Wulan. Perempuan
yang sudah 7 tahun bekerja di Hong Kong terdengar kecewa dengan apa yang
dialaminya.
Sambil membawa beberapa foto dia sepertinya
ingin melepaskan beban yang ada di pundaknya. Perempuan berwajah manis
ini mengaku, pertemuannya dengan Berita Indonesia setidaknya bisa
menjadi catatan bagi para perempuan Indonesia di Hong Kong, khususnya
BMI yang menggemari pria asing. “Mau pacaran dengan siapa saja boleh.
Mau cowok Indonesia, bule, atau siapapun hak siapapun. Tapi kalau malah
dapat malu kan ya susah,” begitu tegasnya.
Sambil menarik
nafas panjang dia lalu memberikan sebuah foto seorang pria yang
nampaknya memang bukan laki-laki Indonesia. “Semuanya bermula dari orang
ini,” katanya sambil memperlihatkan sebuah foto seorang pria. Sebut
saja namanya Rajesh. Dia pria asal Nepal yang tinggal di Hong Kong. Tapi
statusnya bukan permanent resident, tapi sekedar paper alias pencari
suaka semata.
Hanya saja Wulan menyebut, Rajesh sedikit ada
masalah soal gaya hidupnya. Dia termasuk pria mata keranjang. Hal ini
bukan pepesan kosong. Pasalnya banyak yang menyebut dia sering
melabuhkan cintanya pada perempuan Indonesia di Hong Kong, para BMI
tentunya. Tempat tinggalnya yang tergolong ‘nyelempit’ dari hingar
bingarnya Hong Kong, yaitu di Yuen Long tak membuatnya patah arang
mencari cinta.
Cinta Dijerat, Duit Diembat
Dari
bibir Wulan itulah terungkap, kalau Rajesh kerap berganti-ganti
pasangan. Sebenarnya hal itu bukan jadi urusannya. Karena pacaran adalah
hak siapapun. Hanya saja, yang membuat hatinya sakit, Rajesh ternyata
kerap menggunakan pacar-pacarnya untuk meminta sesuatu. Entah makanan,
barang atau bahkan uang. Yang membuatnya lebih terluka, ternyata Rajesh
kerap disebut-sebut memotret foto-foto tidak senonoh yang dilakukan
dengan pacar-pacarnya.
Foto yang diterima di meja redaksi
Berita Indonesia itupun konon entah bagaimana caranya membuat jantungnya
terasa berhenti. “Kok bisa ada orang seperti itu,” gumamnya dengan nada
kesal.
Memang, Wulan sendiri adalah salah satu bekas kekasih
Rajesh. Namun sudah beberapa waktu lamanya keduanya putus. Putusnya
Wulan dengan Rajesh inipun juga karena tak sanggup dengan perilaku
pacarnya yang suka ganti-ganti pasangan. “Perempuan mana yang mau kalau
pacarnya sering gonta-ganti perempuan,” imbuhnya dengan nada kesal.
Foto
ini dari beberapa sumber yang diketahui Wulan ternyata juga dilakukan
oleh Rajesh. Pasalnya perempuan yang dijadikan teman kencannya itu juga
orang Indonesia. Rajesh melakukan foto-foto pribadi itu dengan alasan
untuk kenang-kenangan sebelum pulang ke Nepal. Ini ironis, mengapa
kenang-kenangan itu dilakukan dengan cara yang tidak senonoh.
“Sayakepingin agar dimuatnya foto Rajesh ini membuat pembaca, terutama
mbak-mbak BMI hati-hati bila berkenalan dengan laki-laki ini. Jangan mau
jadi korbannya,” tegas Wulan.
Saat berbicara dengan BI
sekalipun kabarnya Rajesh sudah mencari dan sudah berkencan dengan
beberapa BMI. Padahal, status Rajesh sendiri juga bukan permanent
resident dan seorang pemegang paper tentu sangat rentan terhadap
pemeriksaan polisi dan imigrasi.
Berkaca dari kasus ini,
Wulan merasa punya kewajiban menyadarkan teman-temannya sesama BMI agar
tidak jatuh ke lubang yang sama. Memang dia pernah jatuh hati dengan
Rajesh tapi itu dulu. Perasaan itu dikuburnya dalam-dalam. Dia tidak
berharap akan jatuh korban dari sesama BMI yang foto-foto koleksi
pribadi justru jatuh. “Saya siap menanggung akibatnya soal ini. Lebih
baik saya bertengkar dengan Rajesh daripada teman-teman saya BMI yang
jadi korban,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar