Kamis, 16 Oktober 2014

Dijerat Cinta Para TKI di hongkong

 

Berhubungan dengan pria asing boleh-boleh saja, tapi waspada bila ceroboh justru air mata yang didapat. Dan kisah-kisah pilu itu jangan sampai terulang lagi pada siapapun di Hong Kong

“Aku nggak mau ada korban lagi mas. Jangan sampai ada mbak-mbak Indonesia yang jadi korban laki-laki biadab itu,” begitu tegas Wulan. Perempuan yang sudah 7 tahun bekerja di Hong Kong terdengar kecewa dengan apa yang dialaminya.
 Sambil membawa beberapa foto dia sepertinya ingin melepaskan beban yang ada di pundaknya. Perempuan berwajah manis ini mengaku, pertemuannya dengan Berita Indonesia setidaknya bisa menjadi catatan bagi para perempuan Indonesia di Hong Kong, khususnya BMI yang menggemari pria asing. “Mau pacaran dengan siapa saja boleh. Mau cowok Indonesia, bule, atau siapapun hak siapapun. Tapi kalau malah dapat malu kan ya susah,” begitu tegasnya.
Sambil menarik nafas panjang dia lalu memberikan sebuah foto seorang pria yang nampaknya memang bukan laki-laki Indonesia. “Semuanya bermula dari orang ini,” katanya sambil memperlihatkan sebuah foto seorang pria. Sebut saja namanya Rajesh. Dia pria asal Nepal yang tinggal di Hong Kong. Tapi statusnya bukan permanent resident, tapi sekedar paper alias pencari suaka semata.
 Hanya saja Wulan menyebut, Rajesh  sedikit ada masalah soal gaya hidupnya. Dia termasuk pria mata keranjang. Hal ini bukan pepesan kosong. Pasalnya banyak yang menyebut dia sering melabuhkan cintanya pada perempuan Indonesia di Hong Kong, para BMI tentunya. Tempat tinggalnya yang tergolong ‘nyelempit’ dari hingar bingarnya Hong Kong, yaitu di Yuen Long tak membuatnya patah arang mencari cinta.
Cinta Dijerat, Duit Diembat
 Dari bibir Wulan itulah terungkap, kalau Rajesh kerap berganti-ganti pasangan. Sebenarnya hal itu bukan jadi urusannya. Karena pacaran adalah hak siapapun. Hanya saja, yang membuat hatinya sakit, Rajesh ternyata kerap menggunakan pacar-pacarnya untuk meminta sesuatu. Entah makanan, barang atau bahkan uang. Yang membuatnya lebih terluka, ternyata Rajesh kerap disebut-sebut memotret foto-foto tidak senonoh yang dilakukan dengan pacar-pacarnya. 
Foto yang diterima di meja redaksi Berita Indonesia itupun konon entah bagaimana caranya membuat jantungnya terasa berhenti. “Kok bisa ada orang seperti itu,” gumamnya dengan nada kesal. 
Memang, Wulan sendiri adalah salah satu bekas kekasih Rajesh. Namun sudah beberapa waktu lamanya keduanya putus. Putusnya Wulan dengan Rajesh inipun juga karena tak sanggup dengan perilaku pacarnya yang suka ganti-ganti pasangan. “Perempuan mana yang mau kalau pacarnya sering gonta-ganti perempuan,” imbuhnya dengan nada kesal. 
Foto ini dari beberapa sumber yang diketahui Wulan ternyata juga dilakukan oleh Rajesh. Pasalnya perempuan yang dijadikan teman kencannya itu juga orang Indonesia. Rajesh melakukan foto-foto pribadi itu dengan alasan untuk kenang-kenangan sebelum pulang ke Nepal. Ini ironis, mengapa kenang-kenangan itu dilakukan dengan cara yang tidak senonoh. “Sayakepingin agar dimuatnya foto Rajesh ini membuat pembaca, terutama mbak-mbak BMI hati-hati bila berkenalan dengan laki-laki ini. Jangan mau jadi korbannya,” tegas Wulan. 
Saat berbicara dengan BI sekalipun kabarnya Rajesh sudah mencari dan sudah berkencan dengan beberapa BMI. Padahal, status Rajesh sendiri juga bukan permanent resident dan seorang pemegang paper tentu sangat rentan terhadap pemeriksaan polisi dan imigrasi.
 Berkaca dari kasus ini, Wulan merasa punya kewajiban menyadarkan teman-temannya sesama BMI agar tidak jatuh ke lubang yang sama. Memang dia pernah jatuh hati dengan Rajesh tapi itu dulu. Perasaan itu dikuburnya dalam-dalam. Dia tidak berharap akan jatuh korban dari sesama BMI yang foto-foto koleksi pribadi justru jatuh. “Saya siap menanggung akibatnya soal ini. Lebih baik saya bertengkar dengan Rajesh daripada teman-teman saya BMI yang jadi korban,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar