Saya sudah lama tidak memberi kaba
r tentang bagaimana keadaan para TKW Indonesia di Kuwait. TKW disini bukan berarti benar-benar Tenaga Kerja Wanita, tapi tenaga kerja yang bekerja di dalam rumah. Bahasa halusnya, Pramu Wisma, alias pembantu rumah tangga.
Sampai dengan tulisan ini saya tulis, ada kira-kira sekitar 500 orang lebih TKW bermasalah yang ada di KBRI Kuwait. Angka 500 ini bukan main banyaknya. Tempat penampungan di KBRI yang tidak bisa dibilang besar, makin tersiksa. Para TKW jika sore hari sudah menggelar kasur di bagian luar tempat penampungan, saking banyaknya orang.
100% dari para TKW bermasalah itu adalah wanita. Tahukah anda, ada berapa orang yang menangani mereka? hanya 3 orang. Tak ada tanda-tanda dari pemerintah pusat untuk menambah personel. Waktu yang digunakan untuk meng-absen saja sudah hampir 3 jam!
Masalah utama yang dihadapi orang-orang KBRI di Kuwait tentu saja, biaya. Jika perhari 1 orang TKW itu menghabiskan uang 1 dinar Kuwait, maka harus ada sekitar 500 Dinar Kuwait (17 juta rupiah). Selama 1 bulan? 510 juta rupiah. Setahun? 6 Milyar!
Bayangkan uang sebanyak itu untuk menghidupi 500 TKW, akan lebih baik digunakan hal-hal yang berguna di Indonesia sana.
Kenapa TKW Bermasalah?
Kasus TKW di negara arab itu hampir sama. Sebagian besar orang arab yang otaknya masih kuno, menganggap mereka membeli “budak” dari agen. So, dengan atas nama itu, si majikan merasa leluasa untuk berbuat apa saja.Masalah paling banyak adalah, TKW tidak mendapatkan gaji tiap bulan. Dan kaburlah mereka ke KBRI. Masalah lainnya, rata-rata para TKW yang tak tahan dimarahi, dipukul, dan majikan yang cerewet.
TKW yang bermasalah
Tak adil rasanya kalau saya hanya menyalahkan para majikan arab. Tapi memang data yang saya dapat dari orang KBRI, rata-rata TKW yang datang ke Kuwait hanya lulusan SD. Dengan pendidikan rendah, mental merekapun juga rendah.Banyak dari mereka yang tak tahan hanya karena dimarahi majikan. Seperti tak ada mental untuk bekerja di luar negeri.
Banyak dari mereka juga yang gampang tergoda Banggali (orang-orang Bangladesh) untuk dipekerjakan sebagai “hooters” atau PSK.
Akar masalah
Di Kuwait, masalah paling utama adalah, tidak adanya perjanjian kerja antara Indonesia dan Kuwait. Tenaga TKW yang bekerja di Kuwait berada di bawah penguasaan Departemen Dalam Negeri Kuwait. Sedangkan untuk tenaga profesional, berada di bawah penguasaan Departemen Tenaga Kerja.Bedanya apa? Akan sulit bagi pemerintah Indonesia untuk memprotes apapun tentang TKW, karena TKW dan peraturan-peraturannya adalah hak Kuwait. Ditambah, tak ada MoU antara Indonesia dan Kuwait.
Dengar punya dengar, ada satu orang Indonesia yang membuka jalur TKW ke Kuwait pada tahun-tahun terdahulu. Saya lupa namanya. Semoga dia hidup tenang di dunia ataupun di akherat *ini sarkasme*
Dan, masalah di Indonesia adalah masalah yang paling berat. Pusatnya berada di pemerintah kita tercinta. Pembangunan yang tak merata di seluruh Indonesia, tidak adanya kepedulian tentang lapangan pekerjaan, dan masalah-masalah dasar lain.
…. *maaf, saya kehabisan kata untuk bercerita tentang negara sendiri*
Dan, A****G-A****G BERDASI YANG ADA DI SENAYAN ITU MEMANG PANTAS DIHUKUM MATI! (Anda benar, ada beking kuat dari Senayan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar